Berawal dari kedai kopi di pinggir kota
Kita bicara akan dunia yang berbeda
Namun terhimpit hal yang sama
Hingga waktu lupa bahwa, ada kita
Lalu semua berpindah pada meja bundar di tengah kota
Masih ada aroma kopi untuk kita
Kali ini kita bicara hal yang sama
Tak ada lagi dunia sana
Hanya ada kita
Suatu hari meja bundar itu tak lagi utuh oleh debu
Terlalu banyak gelas menumpuk
Dan kita belum berbenah
Tak cukup lama
Sekarang kita tak lagi pada meja bundar
Atau sekedar sepetak ruang dari pinggir kota
Hanya ada kau, aku, dan pelaminan kita
Lebih banyak meja
Lebih menikmati kopi
Ketika waktu lampau bicara
Untuk kesekian kalinya gelas itu pecah,
utuh kembali
Meski segudang kopi itu habis, terisi penuh lagi
Karena utuh,
Kau...., Aku...
Dan Kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar